Dua faktor yang mempengaruhi kinerja serat karbon

Sebagai material penyegel dan material geser, serat karbon memiliki inersia yang lebih kuat dibandingkan material tradisional seperti asbes atau fiberglass, ketika berhadapan dengan zat asam kuat dan basa kuat. Selain itu, serat karbon memiliki ketahanan panas dan pelumasan sendiri yang lebih baik, sehingga digunakan sebagai material penyegel canggih. Namun, meskipun merupakan material berteknologi tinggi,bahan serat karbonmasih menghadapi beberapa kesulitan, seperti reaksi oksidasi, reaksi terhadap logam dan oksida logam pada suhu tinggi, senyawa interlayer.

1. Reaksi oksidasi

Biasanya, ketika dipanaskan hingga 350 derajat di udara, serat karbon mulai teroksidasi secara perlahan, massanya berkurang secara bertahap, dan intensitasnya mulai menurun. Oleh karena itu, semakin rendah suhu dalam proses manufaktur, semakin tinggi ketahanan oksidasinya. Hasilnya, serat grafit memiliki ketahanan antioksidan yang jauh lebih baik.

Di dalamproses pembuatan serat karbon, terdapat penambahan unsur logam seperti Na, K, Ca, Mg, dan lainnya, yang mendorong oksidasi serat karbon. Penambahan material seri Fosfor dapat secara efektif mencegah oksidasi. Selain itu, asam pengoksidasi juga dapat menyebabkan korosi pada serat karbon, terutama pada suhu dan konsentrasi tinggi.

 

2. Reaksi dengan logam atau oksida logam pada suhu tinggi

Serat karbon akan bereaksi secara kimia dengan Na, Li, K, dan oksida besi pada suhu 400-500 derajat, dengan Fe, Al pada suhu 600-800 derajat, dengan Si, silika, titanium dioksida, dan magnesium oksida pada suhu 1100-1300 derajat. Namun, hal ini tidak berlaku untuk Cu, Zn, Mg, Ag, Hg, dan Au. Ketika digunakan sebagai material penguat, sifat serat karbon akan sangat terbatas ketika bertemu dengan logam dan oksida logam. Oleh karena itu, serat karbon tidak dapat digunakan untuk memperkuat keramik oksida.

 

-Berita berikutnya:Panduan Orang Dalam untuk Tabung Serat Karbon


Waktu posting: 21-Des-2018
Obrolan Daring WhatsApp!